Dari Walikota Hingga Senator
Tahun 1970, Bernie sudah pindah ke
negara bagian Vermont. Di sana dia bergabung dengan Liberty Union Party.
Partai ini berasal dari gerakan anti-perang dan Partai Rakyat (People Party).
Dengan kendaraan Liberty Union,
Bernie terjun ke gelanggang politik. Sepanjang 1972-1976, dia dua kali menjadi
calon Gubernur dan dua kali juga menjadi calon senator. Semuanya gagal.
Di pemilihan untuk senat tahun 1972,
dia cuma mendapat suara 2 persen. Di tahun itu juga dia maju sebagai calon
Gubernur Vermont dan hanya mendapat suara 1 persen. Di pemilihan untuk senat
tahun 1974, dia mendapat 4 persen. Sedangkan di pemilihan Gubernur tahun 1976,
dia hanya mendapat 6 persen.
Kalah berkali-kali tidak membuat
semangat juang Bernie surut. Bernie, yang sangat terpengaruh oleh tulisan
Albert Einstein, Why Socialism?, tetap percaya pada ide-ide
sosialisme-demokratik. Dia tetap kekeuh pada pandangan politiknya, bahwa
Amerika membutuhkan perubahan radikal dan fundamental.
Tahun 1977, setelah berselisih faham
mengenai arah perjuangan partai, Bernie keluar dari Liberty Union. Dia
kemudian banyak menulis dan mendirikan American People’s Historical Society
(APHS), yang memproduksi film-film dokumenter. Salah satunya: dia membuat film
tentang bapak sosialis Amerika, Eugene
V. Debs.
Tahun 1981, Bernie kembali ke
politik. Dia maju sebagai calon Walikota di kota terbesar di negara bagian
Vermont, Burlington. Dia maju dari jalur independen. Tak diduga, dia menang
tipis—10 suara–atas incumbent yang sudah lima periode menjabat. Taktik
Bernie sederhana: dia fokus membangun dukungan di kalangan kaum miskin dan
buruh yang tidak puas dengan kebijakan incumbent.
Tahun 1983, dia kembali terpilih
sebagai Walikota dengan dukungan suara 53 persen. Lalu terpilih lagi di tahun
1985 dengan perolehan suara 55 persen. Di baru kalah di periode keempat tahun
1987.
Selama jadi Walikota, Bernie tidak
melepas cap dirinya sebagai seorang sosialis. Selama menjadi walikota, dia
punya program Burlington Community Land Trust, yang menyediakan rumah
terjangkau bagi warganya. Proyek itu kemudian ditiru oleh kota-kota Amerika
lainnya.
Selain itu, dia juga menerapkan
pajak progressif, perlindungan lingkungan, perawatan anak-anak, perlindungan
terhadap hak-hak perempuan, dan program seni-budaya.
Itulah yang membuat Bernie sangat
populer. Dia terpilih tiga kali sebagai Walikota dan mendapat penghargaan
Walikota terbaik se-Amerika tahun 1987. Burlington juga menjadi kota paling
layak huni di Amerika hingga hari ini.
Tahun 1990, Bernie maju sebagai
anggota kongres. Dia maju dari jalur independen dan berhasil. Washington
Post menulis dia sebagai sosialis pertama yang mengisi Dewan Perwakilan
Amerika di dekade itu. Dia juga independen pertama yang terpilih di Dewan
Perwakilan setelah 40 tahun.
Di DPR, Bernie menjadi ‘penyambung
lidah’ rakyat Amerika. Tahun 1991, dia menentang resolusi yang membolehkan Bush
menggunakan militer dalam perang Teluk. Dia juga penentang invasi Amerika ke
Irak tahun 2003.
Tahun 2003, dia menjadi penentang
kebijakan Clinton yang membawa Amerika ke dalam North American Free Trade
Agreement (NAFTA). Dia mengunjungi pabrik-pabrik di Meksiko. Di sana dia
menemukan buruh-buruh yang diupah murah. Sepulangnya dari Meksiko, dia
menyimpulkan: “Jika NAFTA diberlakukan, maka keuntungan korporasi akan melambung
tinggi karena sekarang perusahaan amerika gampang pindah ke Meksiko dan
mempekerjakan buruh dengan upah kelaparan.”
Dan Bernie terbukti benar. Akibat
NAFTA, ekonomi Meksiko benar-benar remuk. Rakyat Amerika juga kena. Bernie
mencatat, sejak NAFTA berlaku, ada 60.000 pabrik di Amerika yang tutup dan
700.000 orang Amerika kehilangan pekerjaan.
Tahun 2007, Bernie maju sebagai
senator. Kali ini dia mengalahkan orang terkaya di Vermont, Rich Tarrant. Dia
maju dari jalur independen, tetapi mendapat sokongan dari Partai Demokrat
cabang Vermont.
Dengan kekuasaan sebagai senat, dia
mendorong banyak kebijakan yang progressif. Seperti, pada tahun 2008, dia
berhasil memperjuangkan dana untuk membantu keluarga berpendapatan kecil
mengakses energi penghangat di musim dingin.
Tahun 2009, dia berkontribusi dalam
pengesahan UU perawatan kesehatan terjangkau, yang memungkinkan negara
mengadopsi sistim kesehatan komprehensif untuk melayani kesehatan banyak orang
dengan biaya terjangkau.
Tidak hanya itu, di Senat, dia
banyak mengeritik Wall Street, memperjuangkan veteran, perlindungan sosial bagi
rakyat Amerika, dan lain-lain. Walhasil, karena kerja-kerja itu, Bernie kembali
terpilih sebagai senat di tahun 2012 dengan suara 71 persen.
Pilpres sebagai “Revolusi Politik”
Tanggal 26 Mei 2015, di Burlington,
Bernie mengumunkan kesiapannya mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika
Serikat. Berbeda dengan tokoh idolanya, Eguene Debs–yang maju 5 kali sebagai
Capres Amerika dengan kendaraan yang sama: Partai Sosialis Amerika (Socialist
Party of America)–Bernie maju dengan kendaraan politik yang mapan: partai
Demokrat.
“Hari ini, dengan dukungan anda dan
jutaan rakyat di seantero negeri ini, kita mulai sebuah Revolusi Politik
untuk mengubah negeri kita secara ekonomi, politik, sosial, dan lingkungan,”
kata Bernie dalam pidato pencapresan dirinya.
Sejak itu, seiring dengan
kampanyenya, istilah revolusi politik menjalar luas. Revolusi politik,
seperti dikatakan Bernie, bukan hanya soal program yang berpihak kepada rakyat,
tetapi juga sebuah gerakan politik yang melibatkan jutaan rakyat.
“Kita akan membawa kampanye ini
langsung kepada rakyat—di rapat-rapat umum, dialog dari pintu ke pintu, di
setiap sudut jalan, dan di media sosial,” jelasnya.
Dukungan pun mengalir. Orang-orang
antusias menghadiri kampanye-kampanyenya. Jutaan orang menjadi sukarelawannya
di seantero Amerika. Bahkan, rakyat Amerika tak segan-segan menyumbang untuk
mendanai kampanye Bernie. Maklum, Bernie menolak sokongan korporasi ataupun Wall
Street.
Untuk diketahui, tim kampanye Bernie
berhasil mengumpulkan donasi sebesar 73 juta US dollar sejak pencapresan hingga
akhir 2015. Semua donasi sukarela publik. Tim kampanye Bernie sudah menerima
2,5 juta donasi online dan rata-rata donasi itu hanya 27 US dollar.
“Kami tidak mewakili kepentingan
klas miliarder, Wall Street, atau korporasi Amerika. Kami tidak mau uang
mereka,” kata Bernie dalam pidatonya pasca pemilihan pendahuluan di Iowa, Senin
(1/2/2016).
Program yang diusung Bernie di
kampanyenya juga terbilang cukup radikal dan progressif, seperti memerangi
ketimpangan, membebaskan biaya pendidikan di universitas, menciptakan lapangan
pekerjaan, menaikkan upah buruh 15 USD per jam, mengakhiri semua kesepakatan
perdagangan bebas (NAFTA, TPP, dan lain-lain), memperjuangkan hak-hak
perempuan, kesehatan untuk semua, mereformasi wall street, mengakhiri politik
luar negeri AS yang imperialistik, melawan perubahan iklim, dan lain-lain.
Perjuangan Bernie masih panjang.
Revolusi politik rakyat Amerika baru saja dimulai. Dan kita berharap, revolusi
politik itu bisa membawa perubahan bagi Amerika dan dunia.
Maju terus, Bernie.
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/mengenal-capres-progressif-amerika-serikat-bernie-sanders/#ixzz4FENR782Q