Selengkapnya
Link Download Power Point
Makalah Hadis Tarbawi (Mengkonsumsi dan Mengelola Harta)
BAB I
PENDAHULUAN
Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta, bila harta tersebut telah di peroleh maka untuk selanjutnya mereka berhak untuk memakan dan memanfaatkanya. Tujuan utama dari harta itu di ciptakan oleh Allah adalah untuk menunjang kehidupan manusia, seperti makanan, pakaian, perumahan. Namun demikian memanfaatkan hasil usaha itu ada beberapa hal yang dilarang untuk dilakukan oleh setiap muslim yaitu isrof (berlebih-lebihan dalam memanfaatkan harta), tabzir atau boros dan lain lain.
Di dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan suatu hadits tentang bijak dalam mengkonsumsi dan mengelola harta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits I
عَنْ عَمْرِو ابْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْه عن جَدِّهِ قاَلَ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { كُلُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَألْبَسُوْا فِى غَيْرِ اِسْرَافٍ وَلاَ مَخِيْلَةٍ } (رواه النسائ فى السنن, كتاب الزكاة, باب الإختيال فى الصدقة )
B. Terjemah
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya r.a berkata Rasulallah SAW bersabda:” Makanlah kamu dan bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong. (Hr. An Nasa’i).
C. Mufrodat
D. Biografi Perawi
‘Amr ibn Syu’aib
Nama lengkap ‘Amr ibn Syu’aib adalah ‘Amr ibn Syua’ib ibn Muhammad ibn Abd Allah ibn ‘Amr ibn al Ash,al-Quraisy al Sahimi. ’Amr bertampat tinggal di Mekkah, namun kemudian pindah ke Thaif. Menurut al Zubair ibn Bakar dan Muhammad ibn Sa’ad bahwa nama ibunya adalah Habibah binti Murrah ibn ‘Amr ibn Abd Allah ibn ‘Amr al-Jumali.
Nasa’i
Beliau adalah Al Hafizh Abu Abdurrahman Ahmad ibnu syu’aib ibnu Ali ibnu Bahar ibnu Sinan ibnu Dinar An Nasa’i. Beliau dilahirkan di desa “Nasa” sebuah desa terkenal Khurasan sejauh dua hari perjalanan dari kota Sarkhas atau lima hari perjalanan dari kota Mora. Kota tersebut telah benyak mengeluarkan tokoh-tokoh Islam yang tersohor. Beliau lahir tahun 215 H.
E. Keterangan Hadits I
Bab Makan
Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan. Pesan agung dari Rasulallah SAW ini melengkapi tuntunan adab makan dalam Islam. Pesan ini sekaligus mempertegas larangan makan dan minum secara berlebihan yang telah disampaikan oleh Alqur’an. “Makan dan minumlah, dan jangan berlebihan. Sesungguhny Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. (QS. Al A’raf:31).
Bab Sedekah
Allah menganjurkan setiap umatnya untuk bersedekah, tetapi tidak asal-asalan bersedekah atau tergesa-gesa yang kemudiam dapat mengakibatkan sikap pamer atau riya’. Agar cara sedekah itu cocok untuk semua orang maka sedekah ada aturannya yang berlaku untuk semua orang, yaitu:
دِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِىسَبِيْلِ اللهِ وَدِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ وَدِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ عَلَى اَهْلِكَ اَعْظَمُ اَجْرًا اَلَّذِى اَنْفَقَتْهُ عَلَى اَهْلِكَ
Bab Pakaian
Pakaian sebagai pelindung tubuh dan sebagai penutup aurat, merupakan kebutuhan yang sangat essensial. Disamping itu pakaian telah menjadi symbol, status, mode dan alat pemikat atau daya tarik .Oleh karena itu berlebih-lebihan modelnya dan harga nya sangat tidak di anjurkan, karena di luar sana masih banyak orang yang kedinginan kerena membutuhkan pakaian.
Bab Tidak Sombong
Sombong merupakan sikap membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat sehingga dapat merendahkan orang lain. Sesungguhnya Allah melarang kita untuk tidak sombong seperti yang dijelaskan didalam QS.Al Isra’:37 Yang Artinya "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”
A. Materi Hadits II
ﻋﻦ ﺃنس ﺑﻦ مالك ﻗﺎل ﻗﺎل رسول الله صلى الله عليه و سلم : {من بنى بناء أكثر مما يحتاج إليه كان عليه وبالا يوم القيام} . (رواه البيهقى فى شعب الإيمان)
B. Terjemahan Hadits
Dari Anas bin Malik berkata Rasulallah SAW bersabda : “baranga siapa yang membangun gedung lebih dari yang dibutuhkan dan tidak untuk hari kiamat".
C. Mufrodat
D. Biografi Rawi
Anas bin Malik
Anas bin Malik memiliki nama lengkap Anas bin Malik bin Nadhar bin Dhamdham bin Zaid bin Haram bin Jundab bin Amir bin Ghanam bin Adai bin Najam Al-Madini. Dia tinggal di Bashrah. Ibunya bernama Ummu Sulaim binti Malhan. Nama kuniyah Anas bin Malik ialah Abu Hamzah, tapi kadang dia di panggil dengan Abu Tsumamah Al-Anshari.
Al-Baihaqi
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Husain bin Ali bin Abdullah Al-Baihaqi yang sering dipanggil dengan nama Abu Bakar dan dinisbatkanke negaranya Baihaq. Dilahirkan di Khasrujard Baihaq negeri Naisabur pada tahun 384 H. Mempelajari hadits di kota Baihaq dan mendalami ilmu fikih madzab Syafe’i, sedangkan ilmu akidah ia mengikuti madzab Al-Asy’ari. Dia pergi mencari ilmu ke Baghdad, Kufah dan Makkah kemudin kembali ke Baihaqi.
E. Syarah atau Keterangan Hadits
(baranga siapa yang membangun gedung lebih dari yang dibutuhkan dan tidak untuk hari kiamat) dan kemudian Rasulallah menaruh batu-bata di batu dan batang di tulang kering dan kemudian Rasulallah bersabda* (akhirat hanyalah untuk orang-orang yang tidak menginginkan kerusakan di muka bumi dan tidak korup)
F. Aspek Tarbawi
1. Berlebihan dalam urusan apapun berakibat tidak baik. Kehidupan akan menjadi harmonis dan serasi jika semua sesuai dengan takarannya. Kelebihan dan kekurangan bisa menjadi ancaman serius bagi keseimbangan.
2. Hendaknya kita hidup sederhana tanpa meninggalkan dunia. Maksudnya adalah ketika kita mendapatkan nikmat dari Allah, kita gunakan nikmat itu untuk taat kepada Allah. Seperti halnya sedekah dan menginfakkan harta di jalan Allah dengan berbagai cara selama dengan cara yang makruf dan tidak melanggar syariat.
3. Hidup sederhana lebih banyak manfaatnya dari pada hidup berlebih-lebihan. Sebagaimana dilakukan oleh ibunda Aisyah, yang memilih menginfakan hartanya pada fakir miskin ketimbang dirinya pribadi.
BAB III
PENUTUP
Dalam mengkonsumsi dan mengelola harta tidaklah seorang itu sombong dan berlaku isrof yaitu berlebih-lebihan dalam memanfaatkanya seprti dalam mengkonsumsi makanan, cara berpakaian dan membelanjakan harta. Hendaknya berlaku sederhana dan mengeluarkan sebagian harta kita untuk bersedekah kepada fakir miskin, Islam sangat menganjurkan untuk bersedekah dan mengecam atas kesombongan, adapun kesombongan yang dimana definisi yang benar bukanlah berpakaian bagus lagi menarik melainkan sombong adalah menolak kebenaran serta meremehkan orang lain.
Akan menjadi lebih baik lagi, jika setiap muslim memiliki motivasi yang besar untuk berlomba-lomba dalam mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist dari Abdullah bin Mas’ud yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada iri hati yang diperbolehkan, selain terhadap dua hal, yaitu terhadap seorang yang dianugerahi kelebihan harta, lalu dihabiskannya untuk jalan Allah. Dan, iri terhadap seorang yang telah dikarunikan Allah ilmu yang luas lalu mengajarkannya kepada manusia.”
Lihat Makalah Lain :