Autisme merupakan sindrom kerusakan saraf motorik otak yang terjadi karena faktor genetik maupun faktor pencemaran logam berat. Penderita autis seringkali ditandai dengan gejala ketidakmampuan berkomunikasi dalam hal menata, menerima dan menyampaikan isi pesan baik secara verbal maupun nonverbal.
Kajian mengenai anak dengan autisme sudah banyak dilakukan. Upaya tersebut dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai autisme itu sendiri. Namun yang jarang diungkap adalah bagaimana pola komunikasi sebuah keluarga yang memiliki anak penderita autisme di keluarganya.
Isu inilah yang kemudian dibawa oleh Andria Saptyasari dalam disertasinya yang berjudul “Pola Dialektika Hubungan Interpesonal (Studi Komunikasi Keluarga pada Keluarga dengan Berkebutuhan Khusus).” Disertasi mahasiswi program pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi itu diuji di hadapan tim penguji pada Selasa (19/7/2016), di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.
Penelitian ini berfokus pada komunikasi keluarga yang memiliki anak autis. Andria dalam disertasinya memaparkan pola dialektika hubungan interpersonal dalam keluarga dengan anak autis dan melihat bagaimana mereka menegosiasikan kontradiksi tersebut dalam mencapai suasana harmonis dalam hubungan keluarga.
Dengan menggunakan metode Interpretative Phenomenologycal Analysis, Andria mencoba melihat pola dialektika keluarga autis dari penuturan masing-masing anggota keluarga non-autis. Disertasi ini juga menggunakan Relational Dialectics Theory untuk menjelaskan kontradiksi dan dialektika hubungan interpersonal.
Dalam kesimpulannya, Andria mengemukakan beberapa hal. Pertama, ia menunjukan bahwa terjadi ketidakseimbangan dalam hubungan interpersonal dalam keluarga yang memiliki anak autis. Ketidakseimbangan tersebut tidak berarti hubungan keluarga tidak harmonis, melainkan justru mengarahkan menjadi hubungan harmonis. Hal itu karena ketidakseimbangan hubungan tersebut melahirkan aksi personal seperti menerima dengan ikhlas, bersyukur, serta tidak menyalahkan keadaan kepada diri sendiri maupun pasangan.
Satu hal menarik ditemui pada hubungan ayah dan ibu dalam hal efek dari pembagian tugas. Dalam temuannya, Andria mengemukakan bahwa sang ibu yang lelah seharian mengurus sang anak akan terobati lelahnya tatkala sang ayah bertindak mengayomi dan memahami dengan melakukan tindakan afektif seperti mengusap punggung maupun mendorong sang ibu untuk banyak beristirahat.
Disertasi Andria dipromotori oleh Prof. Dr. Billy Sarwono, MA dan Prof. Dr. Bambang Shergi Laksomono sebagai kopromotor. Melalui disertasi ini, Andria berhasil lulus menjadi doktor pada bidang studi Ilmu Komunikasi dengan predikat cum laude.
Sumber : fisip.ui.ac.id